Mengenal Jabal Rahmah Alias Gunung Kasih Sayang

Salam sahabat umroh jogja...

 

Cinta dan kasih sayang selalu menyimpan misteri bagi manusia. Pada suatu waktu, perasaan ini dapat membara dan memancarkan semangat, namun tidak jarang juga memunculkan tragedi dan duka. 

 

Di sepanjang sejarah, kita menemukan kisah-kisah cinta yang tak pernah berakhir. Monumen-monumen cinta tersebar di seluruh penjuru dunia dan selalu ramai dikunjungi oleh mereka yang tengah terpesona oleh cinta, merawatnya, atau bahkan berjuang untuk mempertahankan cinta dan kasih sayang.

 

Mengenal Jabal Rahmah

Jabal Rahmah merupakan sebuah bukit yang terletak di Arafah, Mekah, Arab Saudi. Bukit ini memiliki makna sejarah yang sangat penting dalam agama Islam. Dalam bahasa Arab, Jabal Rahmah secara harfiah berarti "Bukit Kasih".

 

Dalam tradisi Islam, Jabal Rahmah adalah tempat di mana Nabi Adam dan Hawa bertemu setelah mereka diusir dari surga. Lokasi ini menjadi titik pertemuan mereka setelah mengalami pengusiran dan dipertemukan kembali setelah periode pengasingan. 

 

Oleh karena itu, bukit ini memiliki makna simbolis sebagai tempat rekonsiliasi dan pengampunan.

 

Kisah Para Nabi Pada Saat di Jabal Rahmah

Jabal Rahmah menjadi saksi tersenyum bahagia atas pertemuan Adam dan Hawa; menjadi penunjuk keteguhan Nabi Ibrahim dalam menghadapi ujian cinta dari Allah; dan menjadi tempat untuk mengumumkan kesempurnaan Islam serta sebagai tempat di mana Nabi pertama kali mendapatkan petunjuk tentang wafatnya Rasulullah.

 

Jabal Rahmah menggambarkan siklus hidup manusia, yang diwakili oleh para nabi agung.

 

Mulai dari pertemuan yang melahirkan kehidupan baru, perjuangan untuk menjaga kehidupan, pencapaian kesempurnaan, hingga akhirnya pesan tentang kematian.

 

1. Tempat Bertemunya Nabi Adam dan Hawa 

Bagi umat Islam, Jabal Rahmah atau Gunung Kasih Sayang menjadi monumen cinta yang penuh berkah. 

Tempat ini diyakini sebagai tempat pertemuan Adam dan Hawa setelah taubat mereka diterima dan mereka bersatu kembali. Dari cinta mereka, lahir keturunan yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia.

 

2. Mimpi Nabi Ibrahim

Di Jabal Rahmah, Nabi Ibrahim mengalami ujian cinta yang sangat berat, yakni perintah Allah untuk mengorbankan anak laki-lakinya yang telah lama ditunggu kelahirannya. 

 

Di puncak bukit itu, dengan keyakinan penuh, beliau menerima bahwa mimpi yang diulanginya tiga kali merupakan perintah ilahi. Pengorbanan luar biasa ini membuat beliau memperoleh julukan khalilullah, atau teman Allah.

 

3. Tempat Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu

Bagi Nabi Muhammad, Jabal Rahmah menjadi tempat terakhir di mana ayat Al-Qur'an diturunkan kepadanya. Ketika pulang ke Madinah, Rasulullah saw menyampaikan bahwa Surat Al-Maidah ayat 3 mengabarkan kelengkapan agama Islam. 

 

Hal tersebut terbukti ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tenggelam dalam kekhusukan beliau untuk menerima wahyu terakhir, yaitu QS Al-Maidah (5) ayat 3 :

 

 حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 

 

Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

 

Kabar ini disambut gembira oleh banyak sahabat, kecuali dua di antara mereka, Abu Bakar dan Umar bin Khattab, yang merasakan sedih yang mendalam.

 

Saat kembali ke tempat tinggalnya, Abu Bakar menangis dengan tulus, menyadari bahwa Rasulullah, pemimpin yang amat ia cintai, tak akan lagi berada di sampingnya untuk waktu yang lama. Sahabat-sahabat yang lain, setelah memahami situasi ini, ikut menumpahkan air mata di rumah Abu Bakar.

 

Jabal Rahmah Sebagai Monumen Penting
Tak ada monumen yang memiliki begitu banyak arti di dunia ini, terutama dalam konteks cinta dan kasih sayang, seperti yang dimiliki oleh Jabal Rahmah. Momen-momen penting di tempat ini memiliki pengaruh besar terhadap perubahan zaman.

 

Pada setiap musim haji, terutama saat umat Islam menjalani wukuf di Arafah, bukit kecil setinggi 70 meter ini dipenuhi oleh para jamaah haji yang mengenakan pakaian ihram putih.

 

Mereka memanjatkan doa-doa panjang dengan penuh kesungguhan dan khusyuk. Banyak yang meyakini bahwa tempat ini adalah tempat yang mustajab untuk berdoa.

 

Sejumlah jamaah lainnya datang ke sini dengan berbagai tujuan, baik untuk memanjatkan doa, mencari ketenangan, ataupun untuk mengabadikan momen dengan berfoto. 

 

Bagi fotografer media, kerumunan manusia yang memenuhi bukit kecil ini selalu menjadi obyek foto ikonik yang layak diabadikan.

 

Hindari Hal Ini Saat Berkunjung ke Jabal Rahmah

Saat melakukan ziarah ke Jabal Rahmah, sangat penting untuk menghindari perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam. 

 

Meskipun tempat ini dianggap sebagai "Bukit Kasih Sayang" tempat Nabi Adam dan Siti Hawa bertemu kembali, masih ada orang yang terlibat dalam perbuatan syirik. 

 

Beberapa orang percaya bahwa meletakkan foto atau menulis nama di batu-batu di sana akan membantu mereka menemukan pasangan hidup. 

 

Namun, tindakan semacam ini jelas bertentangan dengan keyakinan monoteisme Islam karena mengandung unsur kesyirikan dengan meyakini bahwa benda-benda tersebut memiliki kekuatan sendiri.